Kamis, 17 Mei 2012

Ranjau Di Balik Kenikmatan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ta’ala, yang telah menganugerahkan keimanan nan teguh serta keislaman syamil, kesabaran yang berkesinambungan, keistiqamahan dalam menjalankan agama kita yang mulia, atas nikmat-Nya pula terdapat persaudaraan di jalan Allah, yang dengan ikatan itulah kita berjumpa dan berpisah, saling merindukan, saling membantu laiknya satu tubuh yang cedera, maka bagian lain ikut merasakan, saling mendoakan dalam setiap waktu, ketika tangan-tangan kita menengadah saat bermunajat menembus langit dunia, mengetuk pintu harap dan raja’ kita kepada-Nya, segala problema dalam perjalanan dunia tentulah ada solusinya, terlebih lagi kita punya kekokohan ukhuwah islamiyah bertangkai kekuatan do’a.
Namun saudara-saudariku, terkadang kita silap mata atau tersandung dalam pergaulan, sehingga kita bisa lupa bahwa ada banyak ranjau dan jurang yang berbalut kenikmatan, ditawarkan oleh orang-orang bersenyum manis membawa ikatan cinta palsu atau disebabkan bisikan setan yang kian menerobos hawa nafsu. Simaklah beberapa pengalaman berikut, kita petik hikmah-Nya bersama.
Ibu Syam dulu merasa terdesak, keperluan anak-anak sekolah di tahun ajaran baru makin menggunung, kebutuhan sehari-hari kian bertambah, dana pemasukan dan tabungan keluarganya tak mencukupi, apalagi ada anaknya yang harus segera masuk kuliah di kota lain, maka ia memutuskan untuk meminjam dana kepada Wak Nenet. Ketika itu, keadaan keuangan keluarganya benar-benar memerlukan bantuan. Setiap bulan ia membayar sejumlah uang kepada Wak Nenet. Lama, berbulan-bulan, masih saja belum lunas, kadang-kadang bila Wak Nenet menagih ke rumah di saat bu Syam sedang pergi, dana bayaran ke Wak Nenet tersebut dititipkan ke anak bu Syam. Jadi, si anak remajanya yang penasaran akhirnya bertanya, “Bunda, kok utang di Wak Nenet gak selesai-selesai, sih? Kan Bunda membayar terus setiap bulan ?”
Bu Syam akhirnya menjelaskan bahwa yang dibayar setiap bulan itu bukan jumlah utangnya, melainkan bunga-nya. “Otomatis utang ibu memang belum dibayar sama sekali, nak…tiap bulan itu cuma bayar bunga. Nanti kalau bapakmu dapat bonus tahunan dan dana lembur yang besar, barulah bisa melunasi utang di Wak Nenet”, penjelasan Bu Syam.
Setelah mengetahui hal itu, si anak menjadi kesal terhadap Wak Nenet, “Berarti Wak Nenet itu rentenir dong! Jahat sekali…”, keluhnya dalam hati. Ia hitung-hitung dengan sebal, permisalan jika orang tuanya meminjam 3 juta rupiah dengan bunga 10%. Jadi sepuluh persennya itulah yang dibayar ibunya setiap bulan. Uang sepuluh persen itu bahkan bisa mencukupi untuk membeli lauk-pauk keluarga besarnya selama satu minggu-an.
Anak ibu syam suatu hari memenangkan sebuah perlombaan tingkat provinsi, mendapatkan hadiah televisi baru selain piala dan piagam. Teringat utang orang tuanya yang belum juga lunas, ia berkata, “Bunda, televisi baru itu dijual saja. Tolong bunda bayarkan ke Wak Nenet, …bla bla…bla…”, bu Syam terkejut mendengar perkataan anaknya, bangga dan salut, namun sekaligus sedih karena anaknya jadi ikutan tahu keadaan keuangan orang tua. Anaknya mungkin ikut berpikir-pikir akan beratnya beban orang tua, sehingga merasa harus membantu meringankan beban itu. Ibu Syam memberikan nasehat agar anaknya tak lagi memikirkan Wak Nenet. Televisi baru itu malah dijual langsung ke Wak Nenet, namun hanya cukup melunasi sepertiga dari jumlah utang. Dan sejak itu, jika membayarkan bunga pinjaman per-bulannya atas sisa utang, Ibu Syam sembunyi-sembunyi dari sang anak, agar anaknya tak lagi ikut terpikir masalah tersebut.
Ternyata bunga atau riba itu menyeramkan. Diawali dengan ‘kenikmatan’ menggunakan dana segepok, lalu membayar bunganya berlipat-lipat ganda. Dengan adanya riba, keluarga bisa melarat, anak sulit konsentrasi belajar, tak berselera makan, bisa menyulut emosi, dsb.
Dalam salah satu petikan firman-Nya, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan bergelimang dosa.” (QS. Al-Baqoroh [2] : 276)
Sampailah periode bertahun-tahun, tatkala semua anak ibu Syam lulus sekolah, barulah utang di Wak Nenet itu selesai. Wak Nenet tiap akhir bulan berkeliling dari rumah ke rumah menagih piutangnya, seumur hidupnya ia memakan riba dari ratusan orang seperti ibu Syam. Naudzubillahi minzaliik.
Sedikit berbeda dengan ibu Syam, Bunda Virda (bukan nama sebenarnya) yang sholihat ternyata harus tersandung jalan pula. Bunda Virda diamanahi oleh adiknya sejumlah rekening bank untuk keperluan-keperluan rumah sang adik ketika adiknya sekeluarga harus menetap di luar negara. Bunda Virda terbiasa hidup sederhana, terbiasa dipercaya dan bertahun-tahun mengelola dana yang dititipkan adiknya. Jika terkadang keluarganya mengalami kondisi keuangan yang sulit, si adik yang mapan sering membantu menyuntik dana pula. Dan sudah banyak peristiwa keseharian si bunda Virda yang mengingatkannya akan ayat-Nya nan bermakna, “Dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Tholaaq [65] : 3)
Namun situasi naik-turunnya keimanan diiringi kepercayaan yang tinggi sang adik, Bunda Virda malah sering lalai dan lupa. Perubahan terjadi setiap waktu, seringkali bunda Virda seperti pikun, lupa mentransfer sedekah dan zakat bulanan yang diamanahi adiknya. Seringkali lalai, ada saja tugas urusan rekening bank itu yang tidak ia jalankan. Padahal honor buat keperluan pribadinya selalu ia ambil duluan. Sang adik yang hanya ‘mendiamkan’ dan pura-pura tak tahu akan ulah si kakak dan berharap bahwa hal itu akan segera berubah, ternyata makin harus menebalkan kesabaran hati, sebab semakin hari Bunda Virda kian menjadi-jadi, dana di rekening bank adiknya malah ia pergunakan untuk hal-hal pribadi, ia nikmati sesuka hati yang tidak ada sikap transparansi. Mulai dari ‘sikap bodoh bermewah-mewahan’, beli baju baru dan perhiasan, sampai sikap meminjamkan dana adiknya kepada orang lain (dengan di’bumbui’ bunga atau imbalan lain seperti pulsa atau barang). Sampai jutaan rupiah dana “terpergok hilang” dari rekening ketika adiknya mengecek internet-banking, lalu mencoba menanyakan, Bunda Virda dengan nyantai bilang, “Pinjam dulu yah…ada bisnis nih…”.
Sekali melakukan kelalaian tanpa ada yang memberi teguran, dan berlanjut ‘maksiat’ kecil-kecilan, maka ada kebohongan terus-terusan, begitulah yang terjadi, semoga Allah ta’ala dapat menyinari kembali hati Bunda Virda dengan hidayah-Nya. Bisa kita bayangkan, sang adik yang nun jauh merantau di negeri lain tentu sulit menerima pil pengkhianatan yang mana pelakunya adalah darah daging sendiri, kakak tersayang yang dipercayainya.
Hmmm, Bunda Virda berpikir matangkah, apa bedanya diri sang bunda dengan MD—si pembobol rekening yang kasusnya masih berkembang di negeri pertiwi? Apa bedanya Bunda Virda dengan para koruptor harta rakyat? Mungkin hanya berbeda posisi, beda letak kedudukan, tapi memiliki “kesamaan menguasai dana”, yang seharusnya bersikap amanah, dititipkan kepercayaan dari-NYA dalam mengemban tugas, bahkan mengetahui ilmu agama-Nya, memiliki kesempatan emas untuk memperoleh pahala yang besar tatkala menjalankan amanah berat tersebut. Hal yang lucu jika melihat bunda Virda atau Virda-Virda lainnya berkumpul demonstrasi di bundaran HI, menuntut agar para koruptor dihukum mati, menuntut agar wakil rakyat memiliki kejujuran tinggi. Cobalah telunjuk arahkan ke dada sendiri, tanya ke dalam nurani, “telah jujur dan amanahkah diri ini?”. Orang-orang beriman bukan manusia yang tanpa dosa, melainkan orang yang selalu memperbaiki diri, segera bertaubat setiap saat.
Saya sebagai ibu ratu rumah tangga pun harus menyiapkan laporan bulanan secara inisiatif pribadi, meskipun ‘boss’ku tak pernah meng-audit, namun jika sesekali beliau ingin melihat prihal pengeluaran dana yang lama, atau sekedar ingin tau jumlah sisa uang belanja, maka tidak susah mengingatnya, file laporannya telah tersedia, bahkan sering kami update sama-sama. Saya masih ingat, para da’i sering memberi pesan bahwa menjaga, menjalankan amanah dan bersedekah merupakan pembuka pintu-pintu luas rezeki, sedangkan mengkhianati kepercayaan dan amalan riba adalah penyebab kesusahan sampai mati. Sudah banyak kita baca dan bahkan kisahnya di-filmkan tentang riwayat jeleknya sakaratul maut bagi para pemakan riba dan pengkhianat amanah-amanah yang tidak sempat bertaubat, naudzubillahi minzaliik.
Saudara-saudariku, yang enak-enak dan nikmat itu seringkali adalah jebakan setan, adalah ranjau-ranjau neraka. Di negeri sekuler dan negera non islam seperti tempat tinggal kami sekarang ini, penduduk ‘doyan disodori iklan kondom’, padahal yang urgen adalah ‘jauhi zina’. Iklan pemerintah kepada masyarakat lainnya adalah “Kurangi kadar alkohol dan kurangi merokok, mumpung masih muda”, padahal kalau memang jujur, seharusnya katakan, “Gerakan hidup sehat, manfaatkan masa muda tanpa minuman beralkohol, tanpa merokok”. Namun begitulah, kenikmatan-kenikmatan dunia sangat digemari, Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”
Hampir setiap kasus penipuan dan perampasan hak di berbagai negeri selalu menggunakan modus operandi ‘kenikmatan’. Contohnya ada kelompok pengajian RT fulanah tiba-tiba dikucuri ‘nikmat’ dana yang lumayan besar untuk keperluan bakti sosial ramadhan mereka. Donaturnya merupakan sahabat dari salah seorang jamaah pengajian tersebut. Namun tak diduga, beberapa tahun setelah itu, selain diduga bahwa dana yang seharusnya berjumlah dua kali lipat dari jumlah itu menurut laporan tertulis, terungkaplah bahwa dana itu ‘diributkan’ pula di level penguasa, ada indikasi besar bahwa dana donasi itu merupakan sebagian kecil dari dana yang dikorupsi oleh si donatur atas amanah yang ia emban. Astaghfirrulloh, berputar-putar lingkaran setan, dari lapisan atas hingga lapisan bawah, korupsi dan kolusi merata-rata. Naudzubillahiminzaliik.
Ada pula kisah lama Pak Yanto yang pulang dari negeri jiran usai kerja sebagai TKI. Setelah berhasil melalui ribetnya situasi di bandara Soekarno-Hatta, menenteng satu tas besarnya, beliau tiba di salah satu terminal bus di Jakarta. Saat hendak membeli tiket bus ke kota kecil tempat tinggalnya di Jawa, seorang calo licik menyodorinya es kopi seraya mengajaknya berbahasa daerah yang sama dengan Pak Yanto. Oalah, Pak Yanto tertipu, ia merasa si calo “kayak saudara sendiri”, satu daerah, pastilah memang baik hati, ternyata si calo berulah pura-pura baik hati saja, salah satu taktik ialah menggunakan bahasa daerah yang sama.
Usai meneguk es kopi yang nikmat siang itu, Pak Yanto tak sadarkan diri. Esok paginya ia sudah berada di pos polisi. Berdasarkan penjelasan petugas setempat, mereka menemukan Pak Yanto tergolek pingsan di sudut terminal, hanya berbalut kain usang di badan. Duh, sedih, miris mendengar nasib Pak Yanto itu, belum berjumpa keluarga yang ditinggalnya bertahun-tahun, bekal, oleh-oleh dan dompetnya dirampas, bahkan pakaian dan sepatunya pun dirampok, dan kesadarannya pun belum pulih, entah obat apa yang dimasukkan si penjahat ke dalam es kopi tersebut. Dan kejadian serupa masih sering terjadi berulang kali.
Di antara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah pertolongan-Nya sepanjang waktu, terutama bagi hamba-Nya yang taat dan menjauhi maksiat. Bukankah korupsi dan riba berarti berlumur maksiat? Ingatkah akan terpecah belahnya ummat Islam juga karena makin banyak maksiat (selain keterlibatan kolusi dan konspirasi Internasional pemerintah Amerika, Israel, Inggris, dll)? Umar bin Khattab r.a berwasiat ketika melepas tentara perang:
“Dosa yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak demikian kita tidak mempunyai kekuatan, karena jumlah kita tidak sepadan dengan jumlah mereka, perlengkapan kita tidak sepadan dengan perlengkapan mereka. Jika kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.”
Telah Allah kirimkan tsunami, gempa di bumi-Nya berulang kali, banjir dimana-mana, badai dan beragam amukan alam-Nya akibat peringatan pula atas menggunungnya kemaksiatan yang bagi kebanyakan manusia merupakan ‘kenikmatan’. Tetapi lagi-lagi belum ada taubat sejati, tak usai dibahas, tak habis dikuliti, tetap saja lingkaran setan penyakit korupsi dan maksiat itu tak segera diakhiri. Amanah bantuan bencana alam malah selain jadi ladang amal, sebagian menjadikannya “ladang korupsi” nan tetap merajalela. Tragis. Negeri yang dulu dikenal berpenduduk ramah dan bersikap tolong-menolong (dalam kebaikan), sekarang lebih dikenal sebagai negeri yang banyak masalah korupsi, penduduk saling tatap curiga dan mudah terpancing emosi. Jika budaya tolong menolong masih diakui, banyak pula yang salah persepsi, tolong-menolong malah dalam menutupi ulah berkorupsi, bergotong-royong menggerogoti harta anak cucu negeri, jangan sampai tercebur ke penjara. Kalau ada pemeriksaan polisi, semuanya (lari), beralasan sakit jantung atau tugas luar negeri. Mereka terus berpesta dan merasakan ‘kenikmatan’, suka cita penuh tawa, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya mereka sedang berdiri di atas ranjau-ranjau berbalut kesenangan! Maka kasus tak pernah selesai. Mungkin menanti sidang Allah ta’ala di yaumil hisab, wallahu ‘alam bisshowab.
(Semoga ramadhan tahun ini kian bermakna, Selamat datang bulan mulia, Terima kasih atas kesempatan menemui ramadhan kembali, duhai Ilahi…)

Daftar Kebaikan FPI

Selama ini masyarakat memandang FPI sebagai organisasi penuh masalah. Aksi-aksi sosial terhadap korban ketidakadilan jarang mendapat porsi layak di media. Tidak heran umat muslim memandang sebelah mata perjuangan FPI selama ini. Padahal banyak rekam jejak FPI membantu umat muslim dan masyarakat umum demi ketentraman dan kenyamanan. Berikut kami sajikan beberapa aksi positif yang sempat terekam. Tentu meski sedikit yang bisa kami rekam ditengah perjuangan FPI melawan kemaksiatan, sikap tegas mereka menghadapi kemungkaran, dan aksi patriotik mereka membantu korban bencana alam. Kami hanya mau bilang bahwa kita beruntung masih memiliki FPI sejak didirikan dari tahun 1998.
Tahun 1998
14 Oktober-18 Oktober Badan Pengacara Fakta DPP-FPI mengadakan investigasi kasus teror, pembantaian, dan pembunuhan para ulama, kyai, ustad, dan beberapa guru pengajian dengan dalih dukun santet di beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain di Demak, Pasuruan, Jember, Purbalingga, dan Banyuwangi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab.
21 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap dan Seruan tentang hasil kerja Badan Pencari Fakta DPP-FPI dari tanggal 14-18 Oktober 1998.Berbarengan dengan hal tersebut di atas DPP-FPI menyampaikan pernyatan sikap dan seruannya kepada Presiden Republik Indonesia tentang "Kasus Ninja"
28 Oktober DPP-FPI mengeluarkan "Seruan Jihad FPI" terhadap "pasukan ninja" yang telah meneror dan membunuh para kyai dan ulama. Konon Ninja yang menculik para kyai itu bisa loncat setinggi 2-3 meter. Dan FPI berusaha melindungi para ulama dari serangan ninja.
12 November DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pertanggungjawaban Orde Baru.
13 November Menyampaikan aspirasi ke Sidang Istimewa MPR 1998 tentang tuntutan rakyat yang menghendaki :
- Pencabutan Pancasila sebagai asas tunggal
- Pencabutan P4
- Pencabutan Lima Paket Undang-undang Politik
- Pencabutan Dwifungsi ABRI dari Badan Legislatif atau Eksekutif
- Penghargaan hak asasi manusia
- Pertanggungjawaban mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto
- Permohonan Maaf Golkar sebagai Penanggung Jawab Orde Baru
22 November Insiden Ketapang meletus, terjadi perusakan sebuah mesjid di bilangan Ketapang, Gajah Mada, Jakarta Pusat, oleh sejumlah kurang lebih 600 orang preman Ambon. Laskar Pembela Islam berhasil memukul mundur penyerang, dipimpin langsung oleh Imam Besar Laskar LPI, KH. Tb. M. Siddiq AR, di bawah komando Ketua Umum FPI.
1 Desember DPP-FPI mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang Insiden Kupang, Nusa Tenggara Timur yang intinya "mengecam, mengutuk dan melaknat tindakan kelompok Kristen Radikal yang telah merusak / membakar sejumlah mesjid dan membantai / membunuh / menganiaya sejumlah umat muslim.
16 Desember FPI beserta ormas-ormas Islam lainnya di tugu Monumen Nasional berunjuk rasa dan mengeluarkan pernyataan sikap tentang penutupan tempat-tempat maksiat menghadapi bulan suci Ramadan 1419 H/1998 M.
Tahun 1999
5 Januari DPP-FPI mengeluarkan surat dukungan perjuangan kepada santri dan warga kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Jati Negara, Jakarta Timur, dalam memperjuangkan Amar ma'ruf nahi munkar dengan usaha menutup tempat-tempat maksiat di lingkungan sekitarnya yang menjadi sarang minuman keras, perjudian, pelacuran dan premanisme yang telah mengganggu kamtibnas serta merusak nilai-nilai agama dan sosial kemasyarakatan.
29 Maret DPP-FPI mengutus delegasi yang dipimpin oleh Sekjen FPI, KH. Drs. Misbahul Anam untuk menyampaikan surat kepada Jenderal Polisi Roesmanhadi perihal Permohonan Pemeriksaan mantan Menhankam/Pangab RI Jend. (Purn.) L.B. Moerdani dan kroni-kroninya tentang keterlibatannya dalam beberapa kerusuhan sebagaimana diberitakan oleh sebuah majalah Far Eastern Economic Review (FEER) yang terbit di Hongkong.
17 April Laskar Pembela Islam mengeluarkan pernyataan sikap bersama ormas Islam lainnya yang berisi mengutuk pelaku pemboman Mesjid Istiqlal, dan menuntut kepada pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas pelaku pemboman tersebut.
24 Mei DPP-FPI dengan laskar-nya berhasil menangkap oknum mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi Awas waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan. Dua rekannya, Mario dan Iqbal melarikan diri.
2 Juni DPP-FPI dan LPI berunjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya mengeluarkan pernyataan sikap agar media-media pornografi, perjudian, pelecehan dan penindasan terhadap Islam dan ummat Islam dihapus.
6 Juni Malam hari sebelum Pemilu 1999, LPI menyelamatkan 18 orang ustadz yang terbagi di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya, karena telah dianiaya oleh sejumlah kader PDI Perjuanganyang telah tersinggung oleh seruan dan fatwa beberapa ormas Islam
22 Agustus DPP-FPI, LPI dan simpatisan mengadakan Pawai Akbar keliling Ibu Kota Jakarta dengan nama "Pawai Anti Maksiat" yang bertema "Meraih Taat, Mencampak maksiat dalam rangka menuju Indonesia Baru yang Religius". Dimulai dari Markas Besar LPI di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat dan berakhir di Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan
13 September LPI menutup beberapa tempat perjudian di daerah Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dan berhasil menangkap dua bandar judi dengan barang buktinya.
18 September LPI menutup tempat pelacuran/prostitusi di wilayah Ciputat
22 September LPI menutup diskotek Indah Sari yang menjadi sarang narkoba di Petamburan, Tanah Abang
25 September
- DPP-FPI mengeluarkan surat pernyataan tentang bahaya Forkot dan Famred sebagai kelompok mahasiswa kiri
- Aksi Peduli berbagai Kasus Nasional
Penyerahan bantuan ke Ambon sejumlah kurang lebih Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) serta 7 kontainer logistik dan obat-obatan, bantuan tersebut diberikan melalui Ikatan Silahturrahmi Maluku yakni, KH. Abdul Wahab Polpoke, Tokoh-tokoh Ambon, Bapak Rustam Kastrol, dkk. Bantuan serupa diberikan juga untuk Sambas dan Tual serta Aceh
12 Desember Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh LPI menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal
Tahun 2000
24 Juni DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Tuntutan Pembubaran Komnas HAM dan Laskar Pembela Islam menyambangi Gedung Komnas HAM karena kecewa atas kinerjanya yang diskriminatif terhadap persoalan ummat Islam
10 Agustus DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Maklumat Pengembalian Piagam Jakarta
1 Oktober DPP-FPI mengeluarkan Surat Seruan Moral Media. Seruan tersebut dikirimkan ke semua instansi terkait, termasuk seluruh media cetak maupun elektronik.
DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang pembebasan Al-Aqsha
9 Oktober Mabes-LPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Seruan Tolak Israel.
14 Desember Ribuan anggota LPI mendatangi pusat pelacuran Cikijing di perbatasan Subang-Karawang. FPI juga meminta pertanggungjawaban atas kebiadaban para preman terhadap Habib Sholeh Al-Habsyi.
Tahun 2001
9 Oktober FPI melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.
Tahun 2002
7 Januari DPP-FPI mengeluarkan fatwa haram bagi Pemerintah untuk memungut pajak dari rakyat kecil, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Pulsa Telepon, serta menyusutkan dana pelayanan masyarakat lainnya selama korupsi tidak diberantas.
26 Februari FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia menyampaikan protes keras terhadap Kedutaan Besar Singapura tentang:
- Pelarangan jilbab di Singapura
- Pernyataan provokatif Lee Kuan Yew.
15 Maret
- Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI), Tubagus Muhammad Sidik, menegaskan bahwa aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan merupakan hak masyarakat.
- Satu truk massa FPI (Front Pembela Islam) mendatangi diskotek di Plaza Hayam Wuruk.
Sekitar 300 masa FPI menggelar demo di sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No.241, Karet, Jakarta.
21 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan Protes Keras terhadap Filipina yang telah melakukan rekayasa intelijen dalam penangkapan para aktivis dakwah Islam.
22 Maret DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang seruan penghentian dan pelarangan perjalanan ke Israel dengan dalih wisata ziarah ke Al-Aqsa atau alasan apapun yang tidak berkaitan dengan upaya pembebasan Al-Aqsa
24 Maret Sekitar 50 anggota FPI mendatangi diskotek New Star di Jl. Raya Ciputat. FPI menuntut agar diskotek menutup aktivitasnya.
25 Maret DPP-FPI menyatakan penolakan kedatangan Shimon Peres, Menlu Israel ke Indonesia. Surat pernyataan ini diikuti oleh Patroli Anti Israel yang digelar Laskar FPI di berbagai daerah, khususnya bandara-bandara internasional dan tempat-tempat wisata di Indonesia.
8 April FPI bersama puluhan ormas Islam lain mendeklarasikan pembentukan Komite Pembebasan Al-Aqsha (KPA) di Kantor Pusat DPP-FPI yang kemudian dijadikan sebagai Sekretariat Bersama KPA. Saat itu juga dibuka pendaftaran jihad ke Palestina. Di hari pertama tidak kurang dari 10.000 mujahid telah mendaftarkan diri. KPA dibentuk dengan tujuan jangka panjang memerdekakan Al-Aqsha dari penjajahan zionis Yahudi Israel. Karenanya, pendaftaran tersebut akan tetap dibuka sehingga tujuan utama KPA terealisasi.
24 Mei Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) di bawah pimpinan Tubagus Sidiq menggrebek sebuah gudang minuman di Jalan Petamburan VI, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
26 Juni Usai berunjuk rasa menolak Sutiyoso di Gedung DPRD DKI
5 Agustus Perayaan ulang tahun ke-4 FPI dengan tema Pawai Hukum Islam.
Tahun 2003
14 Maret Laskar FPI siap bantu Wartawan yang diintimidasi "Orang-Orang" Tommy Winata.
23 Maret FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menentang serangan terhadap Irak.
8 April Ketua Umum FPI dengan Tim Kemanusiaan Hilal Merah Indonesia berangkat ke Yordania, untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Irak.
19 September DPP-FPI bersama Laskar FPI, Ormas Islam dan istri aktivis yang diculik mengadakan aksi di Mabes Polri dengan tema Stop Penculikan.
13 Oktober DPP-FPI menyampaikan surat ke DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta tentang Pelarangan buka bagi Tempat Hiburan selama bulan Ramadhan 1424 H dan seminggu pertama Syawal.
Tahun 2004
22 Agustus DPP-FPI menyatakan sikap untuk Golput terhadap Pemilu Presiden putaran ke-2.
3 Oktober FPI mendatangi pekarangan Sekolah Sang Timur dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam (FPI) menilai orang-orang Katolik telah mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja, yang sudah digunakan selama sepuluh tahun.
11 Oktober FPI Depok Ancam Razia Tempat Hiburan.
28 Oktober Front Pembela Islam (FPI) tetap meneruskan aksi sweeping di bulan Ramadhan
26 Desember Terjadi Bencana Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, FPI segera mengirimkan sukarelawan. Dimana di Aceh ini FPI mendapat nama harum sebagai sukarelawan yang paling bertahan dan bersedia ditugaskan di daerah-daerah yang paling parah, termasuk menjaga kesucian Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh.
Aksi di Tsunami Aceh
Tahun 2005
5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh.
27 Juni FPI mencegah aksi kemaksiatan bertajuk Kontes Miss Waria di Gedung Sarinah Jakarta
5 Agustus FPI dan FUI mengancam berencana menyambangi kantor JIL atas gagasan-gasannya yang menghina Islam
22 September FPI meminta agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup.
Tahun 2006
19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat
12 April FPI menyambangi Kantor Majalah Playboy yang membahayakan akhlak generasi muda.
20 Mei Anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai sebagai tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid At-Taqwa Rt 2/6, Jati Sampurna, Pondok Gede yang akan merusak moral bangsa.
21 Mei Dalam aksi mendukung RUU APP, FPI, MMI dan HTI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon yang banyak mengeluarkan pemikiran-pemikiran menyimpang dalam pemikiran Islam.
23 Mei FPI, MMI, HTI, dan FUI meminta klarifikasi KH Abdurrahman Wahid dalama forum Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta Jawa Barat, atas pernyataannya yang menghina al-Qur'an sehingga acara berakhir sebelum waktunya. Namun mendadak sejumlah media massa mengabarkan Gus Dur diusir dari forum sehingga memicu kemarahan pendukungnya.
25 Mei FPI menyidak sejumlah tempat hiburan dan warung minuman di Kampung Kresek, Jatisampurna, Bekasi. Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi.
28 Mei FPI tiba di Yogyakarta dan membantu para korban gemba Jogja. Posko FPI dengan 120 relawannya terletak di sebelah barat pintu masuk lapangan, sedang posko HTI di pojok barat-utara lapangan. Ust Drajat, penanggung jawab Posko HTI di Segoroyoso tersebut menerangkan, HTI dan FPI telah bekerjasama mendirikan Tenda Sahabat. Tenda yang berfungsi mulai Jumat (2/06) ini dimaksudkan untuk memberikan berbagai pelayanan kepada masyarakat setempat.
Tahun 2007
25 Januari Ratusan orang anggota FPI, yang dipimpin oleh Habib Rizieq, mendatangi markas Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk meminta dilakukannya investigasi terhadap serangan yang dilakukan Polri di kawasan Tanahruntuh, Poso, Sulawesi Tengah beberapa hari sebelumnya.
29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo yang beraliran komunis.
1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY) yang beraliran komunis.
9 Mei Puluhan anggota FPI mendatangi diskotek "Jogja Jogja" dan mengusir orang-orang yang bermaksud mengunjungi tempat hiburan ini. Alasannya, diskotek ini menggelar striptease secara rutin.
12 September FPI menyambangi rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena mengajarkan kesesatan.
24 September Di Ciamis, FPI meyambangi warung yang buka pada bulan puasa karena mereka menjual barang-barang haram (seperti minuman keras) di bulan Ramadan
29 September FPI merazia beberapa warung makan di Tasikmalaya. Setiap warung yang kepergok menyiapkan makanan siap saji langsung ditutup. Pemilik warung juga diberikan selebaran berisi imbauan menghormati bulan suci Ramadan. Aksi ini dikawal polisi.
Tahun 2008
1 Juni Massa FPI bentrok massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari aktivis liberal, kaum homoseks, dan beberapa organisasi menyimpang lainnyab di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang berdemo memprotes SKB Ahmadiyah. AKKBB juga melakukan provokasi sebelum terjadi bentrokan.
Tahun 2009
27 Maret Relawan Kemanusiaan FPI Nasional pada hari Jum'at sekitar jam 08.30 WIB langsung turun ke tempat tempat kejadian Bencana Situ Gintung, tepatnya pada sebuah Masjid Jabalur Rahmah yang terendam lumpur sepinggang orang dewasa. Mesjid yang satu-satunya bangunan yang masih berdiri kokoh bertempat tepat di mulut tanggul Situ Gintung. Sementara ratusan rumah disekelilingnya yang juga terbuat dari tembok telah rata dengan tanah, tersapu oleh terjangan air bah akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Relawan Kemanusiaan FPI membuka Posko tepat di masjid tersebut yang fokus bekerja untuk mengevakuasi jenazah yang tertimbun maupun membantu relawan lainnya.
8 September Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) Subang, menggelar aksi sosial penggalangan dana bantuan untuk korban gempa bumi Tasikmalaya. Aksi sosial anggota FPI ini, dilakukan di perempatan atau di bawah jembatan layang (fly over) Pamanukan.
5 Oktober FPI membantu korban gempa di Padang. FPI ikut membantu korban gempa di Padang dan sekitar dengan menyediakan relawan. Irwan, salah satu pengurus harian FPI berujar, “FPI telah memberangkatkan relawan sebanyak 4 mobil.”
Tahun 2010
30 April Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat. Sekalipun polisi mencoba menghadang, FPI tetap mencoba masuk ke hotel, untuk membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung penuh kenistaan.
25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung ‘binal’ tiga mojang di Bekasi secara paksa demi menjaga moral masyarakat. Patung ini tidak pantas ditengah Bekasi sebagai basis umat muslim.
28 Mei Saat perayaan waisak dan salat jumat secara bersama FPI melakukan bongkar patung musyrik naga di kota Singkawang.
28 September Front Pembela Islam (FPI) menyambangi empat lokasi pemutaran film yang bertema LGBT (Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender). Pengumuman pembatalan film ini disampaikan lewat Twitter resmi Q! Film Festival, Selasa (28/9/2010).
8 Agustus Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) diserang jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur pukul 9 pagi di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya FPI melihat ada upaya Kristenisasi yang dilakukan fihak HKBP.
28 Oktober Musibah Bencana yang terjadi di Mentawai dan Merapi mengakibatkan banyak korban, ratusan orang menjadi korban tak terkecuali juru kunci mbah Maridjan. Duka dirasakan seluruh rakyat Indonesia, bantuan dari berbagai pihak berdatangan dilokasi bencana. Tak ketinggalan ormas Front Pembela Umat Islam (FPI) menggalang solidaritas kemanusian untuk membantu para korban. Kami membuka posko bantuan dan relawan untuk 3 lokasi, yaitu untuk bencana Tsunami di Mentawai, bencana gunung Merapi di Jogja dan siaga Banjir di Jakarta," ujar Koordinator Siaga Bencana FPI, Ustadz Mamam. Ustadz Maman menambahkan, lebih dari 300 anggota DPD FPI Jogjakarta sudah terjun mengirimkan bantuan dan membantu evakuasi korban, serta pembersihan debu di masjid-masjid. Selain itu, segera menyusul relawan dan bantuan dari wilayah FPI Tasikmalaya, Jawab Barat dan DKI Jakarta. “Kami membuka posko bantuan dan relawan untuk 3 lokasi, yaitu untuk bencana Tsunami di Mentawai, bencana gunung Merapi di Jogja dan siaga Banjir di Jakarta," ujar Koordinator Siaga Bencana FPI, Ustadz Mamam.
29 Oktober Dengan lokasi medan yang jauh dan sulit dicapai, Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menyatakan siap untuk memimpin langsung relawan FPI untuk membantu evakuasi korban Mentawai. ''Saya siap memimpin langsung relawan FPI untuk membantu mengevakuasi korban di Mentawai,'' tegas Habib Rizieq pada Republika di Jakarta, Jumat (29/10). FPI Akhirnya berhasil sampai ke Mentawai, namun kami tidak mendapat tanggal pasti.
29 November FPI (Front Pembela Islam) akan menghadang bintang porno Jepang Maria Ozawa di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Rencana kedatangan artis porno dari Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi pada Senin (29/11), bakal dihadang ratusan orang dari Front Pembela Islam (FPI). Mereka akan menghadang Miyabi di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. “FPI Tangerang akan melakukan konvoi tiga kendaraan roda empat dan 50 kendaraan bermotor, memantau kedatangan Miyabi ke Jakarta. (Habib Emuh Assegaf),” begitu bunyi SMS yang diterima Jakarta Fokus dari Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim.
Tahun 2011
10 Februari Juru bicara FPI, Munarman mengeluarkan ancaman akan menggulingkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono jika berani membubarkan organisasi masyarakat seperti FPI. Ancaman itu dikeluarkan dalam menanggapi pernyataan Presiden di Kupang, dalam acara peringatan Hari Pers Nasional yang mengatakan "ormas yang terbukti melanggar hukum melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, jika perlu harus dibubarkan." Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah tragedi pengeberekan jamaah sesat Ahmadiyah di Cikeusik, Banten
18 Februari Seribuan massa dari Front Pembela Islam dan Forum Umat Islam (FUI) melakukan demonstrasi anti Ahmadiyah di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam aksi ini FPI dan FUI mengecam dan menuntut pembubaran Ahmadiyah sebagai aliran sesat yang membonceng nama Islam.
4 Maret Massa FPI berhasil menutup markas Ahmadiyah di Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu.
9 Maret Atas dakwah FPI, sebanyak enam orang warga Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya jemaah Ahmadiyah menyatakan diri taubat berdasarkan keinginan sendiri yang merasa telah terlalu jauh mengikuti ajaran Ahmadiyah yang menyimpang dari ajaran agam Islam.
12 Maret FPI menawarkan 1.000 relawannya untuk membantu masyarakat Jepang dalam evakuasi pasca gempa dan tsunami yang melanda negara tersebut.
26 Juli Massa FPI menyidak sebuah gedung yang diduga tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah.
13 Agustus Massa FPI menyambangi markas Ahmadiyah di Makasar.
18 Agustus Massa FPI melakukan sweeping Pasar 17 Agustus di Pamekasan.
20 Agustus Massa FPI melakukan sweeping warung di Puncak
27 Agustus Massa FPI menyambangi mobil milik penjual miras di Senayan, Jakarta.
28 Agustus Massa FPI mendatangi SCTV tentang film ? yang melecehkan Islam.
5 Oktober Bayangkan karena takut didatangi FPI, panitia film Q! Festival menyelenggarakan pergelaran film ini diam-diam tanpa ekspose. Acara 10th Q! Film Festival, sebuah festival film yang mengangkat dan mengkampanyekan wacana lesbian, gay, bisexual, dan transgender (LGBT) telah berlangsung berkai-kali di Indonesia. Mereka hanya berhenti tahun 2010 ketika disatroni FPI
14 Desember FPI kawal korban Mesuji untuk mencari keadilan pada penampu kebijakan. Para korban kekejian aparat tersebut didampingi oleh Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab beserta Badan Hukum Front (BHF) dan Laskar FPI. Ahmad Hanafi SH, salah seorang advokat BHF FPI mengatakan, para korban Mesuji ditampung di Wisma FPI, di Jalan Petamburan III. “Sudah seminggu mereka, bermalam di dekat markaz FPI. Mereka betul-betul meminta perlindungan, karena itu kami sediakan tempat di sana,” kata Ahmad.
19 Desember Tim Investigasi Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin oleh Ustadz Machsuni Kaloko mengabarkan, puluhan bendera FPI berkibar di gubuk-gubuk dan tenda darurat pengungsian warga korban Mesuji, Lampung. Dikabarkan pula, warga menolak masuknya bendera-bendera partai politik di area pengungsian itu. “Itulah salah satu sebab yang menyebabkan tim gabungan pencari fakta komisi III DPR, yang didominasi oleh fraksi-fraksi partai di DPR menjadi gerah berlama-lama di zona pengungsian,” demikian SMS dari salah seorang aktivis FPI yang berada di Mesuji sejak dua hari yang lalu.
20 Desember FPI konvoi menolak maraknya minuman keras dan seks bebas di Kota Tasikmalaya. Mereka melakukan konvoi menggunakan puluhan kendaraan roda dua dan empat. Mereka mendatangi beberapa kantor seperti Gedung kejaksaan Jl.Ir. H. Djuanda, Bale Kantor Walikota Tasikmalaya Jl.Letnan Harun, Mapolresta Tasikmalaya Jln.Letnan Harun dan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya Jln. L.L.R.E.Martadinata, Kota Tasikmalaya
Tahun 2012
12 Januari Massa FPI melakukan aksi menolak miras di Gedung Kemendagri. Mendagri berusaha melegalkan barang haram itu di masyarakat.
1 Februari Jaksa Juprizal yang setiap harinya bertugas di Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam dibekuk polisi dan massa saat memeras. Juprizal memeras Rp 200 juta kepada Ali Akbar selaku konsultan di Dinas PU Batam dan Suratno, pegawai di Dinas PU Batam. Penangkapan Juprizal pada Rabu (1/2/2012) malam. Penangkapan bermula saat Ali dan Suratno berpura-pura memenuhi permintaan jaksa Juprizal. Dibantu anggota FPI dan personel kepolisian, mereka menjebak jaksa untuk melakukan transaksi.
11 Februari Mendatangi Kalimantan Tengah atas undangan Warga Dayak yang meminta bantuan FPI atas berbagai ketidakadilan di Kalteng, namun provokasi dari Teras Narang menggagalkan kehadiran FPI.

Mampukah Amerika Menghentikan Syariah Islam?

Senin, 13/02/2012 22:31 WIB | Arsip | Cetak
Apakah orang-orang Oklahoma, Amerika perlu dilindungi dari hukum Syariah? Jawabannya jelas: tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti bahwa hukum Islam—yang mengatur tentang hal-hal seperti warisan dan perceraian—akan menyapu seluruh negara demikian cepat dan sigap.
Namun pada tahun 2010, pemilih Oklahoma tampaknya merasakan yang sebaliknya. Mereka melewati referendum yang melarang pengadilan negara memaksakan Syariah pada mereka; meskipun faktanya bahwa Muslim berjumlah kurang dari 1% dari populasi negara bagian tersebut dan belum benar-benar mengambil alih sistem pengadilan negara.
Pekan lalu, sebuah pengadilan banding federal menegaskan perintah pengadilan yang memblokir hukum Syariah dari efek berkepanjangan. Kekuatan pendorong di belakang referendum, pengadilan tersebut mengatakan, sama sekali tidak akan memecahkan masalah yang sebenarnya; fanatisme agama.
Oklahoma adalah negara bagian pertama yang tidak pernah menggunakan referendum untuk menindas kelompok minoritas. Memang pernah ada inisiatif pemungutan suara lainnya untuk orang kulit hitam dan kaum gay.
Ketika referendum disalahgunakan dengan cara ini, pengadilan jelas memiliki catatan dan pengalaman dalam melindungi hak-hak minoritas.
Dan di sisi itu, maaf saja, referendum Oklahoma mulai meragukan. Ketika senator negara bagian dari Partai Republik Rex Duncan, menyinggung hal ini, dia tidak bisa menunjuk pada satu pun pengadilan Oklahoma yang benar-benar menerapkan hukum Syariah.
Namun, Duncan bersikeras bahwa larangan tersebut diperlukan sebagai sebagai sebuah "serangan kejutan," sebelum lawan bereaksi. Dan referendum akhirnya menjadi sebuah pemungutan suara, yang sangat menakutkan bagi orang-orang tertentu.
Sesaat sebelum pemilih menuangkan keinginan mereka dalam sebuah jajak pendapat Center for Security Policy yang berbasis di Washington meirilis sebuah catatan: "Syariah: Ancaman bagi Amerika"—sebuah laporan yang menunjukkan secara membabi-buta bahwa adanya "ikatan langsung" antara Syariah dan serangan teroris di Amerika Serikat.
Referendum dapat memainkan peran yang berguna dalam demokrasi—lihatlah, kadang-kadang masuk akal untuk membiarkan pemilih melakukan mengakhiri karir seorang legislator dan minat khusus dan pada gilirannya akan menjadi sebuah hukum.
Dalam beberapa tahun terakhir, referendum telah digunakan untuk menaikkan upah minimum di beberapa negara bagian Amerika dan untuk melegalkan ganja bagi sebagian orang karena alas an medis. Referendum seperti ini adalah sebuah demokrasi langsung: rakyat mempunyai akses untuk memperluas hak-hak semua warga negara.
Namun referendum juga memiliki sisi gelap: mereka dapat menjadi cara mudah bagi mayoritas untuk menindas minoritas yang tidak populer—di Amerika, alakuli haal, itu adalah kaum Muslim. Selama bertahun-tahun, referendum hanya melulu tentang orang kulit hitam, gay dan lesbian dan kelompok lainnya.
Jaksa Agung John Marshall Harlan dalam Plessy v. Ferguson menyatakan bahwa Konstitusi "Tidak pernah mau tahu ataupun mentolerir kelas antara warga negara." Dalam memblokir Syariah di Oklahoma, pengadilan hidup dengan kredo ini; dmencegah mayoritas bersekongkol pada minoritas. Syariah di Oklahoma, Amerika bisa jadi sebuah catatan sejarah penting saat ini. Waktu akan menjawabnya.